DPRKPLH Temanggung Masih Cari Bantuan Bibit Program Sabuk Gunung.

DPRKPLH Temanggung Masih Cari Bantuan Bibit Program Sabuk Gunung.

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Meskipun sudah dianggarkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Temanggung sebanyak Rp2,5 miliar, namun Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) masih mencari bantuan bibit untuk program sabuk gunung. “Kita masih mencari bantuan bibit melalui CSR, perusahaan-perusahaan, BUMN serta dari Kementrian Kehutanan, Pertanian dan yang lainya,”kata Kepala DPRKPLH Entargo Yutri Wardono, Kamis (21/1). Karena menurutnya, anggaran sebanyak Rp2,5 miliar itu masih sangat kurang untuk mengatasi lahan kritis di Kabupaten Temanggung. Sementara itu luas lahan kritis di Kabupaten Temanggung kurang lebih mencapai 13.000 hektar.Lahan kritis ini berada di lereng Gunung Sindoro, Sumbing dan Perahu. “Memang tidak semua lahan di ketiga lereng gunung tersebut masuk ke dalam lahan kritis, hanya pada lahan-lahan tertentu saja yang sudah sangat kritis dan butuh penanganan khusus,” jelas Entargo. Baca Juga Jalan Watumalang Bonyok, Dikeluhkan Jadi Pemicu Kecelakaan Disebutkan, anggaran sebanyak Rp2,5 miliar itu, Rp500 juta untuk fasilitasi operasional dan Rp2 miliar untuk pengadaan bibit pohon.Untuk pengadaan bibit pihaknya bekerjasama dengan organisasi kemasyarakatan. Selain itu kata Entargo, Bupati sudah membuat edaran kepada pemerintahan desa, agar menganggarkan melalui APBDes untuk pengadaan bibit pohon. “Nantinya pihak desa juga akan menangani lahan kritis di masing-masing desa, tentunya lahan yang bisa ditangani. Sedang lahan yang tidak bisa ditangani oleh desa tetap akan kami tangani,” tuturnya. Pada program sabuk gunung ini, bibit pohon yang akan digunakan yakni bibit pohon keras diantaranya pohon beringin, aren dan bambu. Jenis pohon ini akan ditanam dilahan-lahan yang dikategorikan sangat kritis. Selain jenis pohon tersebut, masih akan ada bibit pohon lainnya diantaranya pohon yang berbuah. Pohon buah ini akan ditanam dilahan-lahan yang berada dan menjadi tanggungjawab desa. “Kayu keras akan kami tanam di lahan yang sangat kritis, sedangkan pohon yang berbuah akan kita tanam didaerah desa, selain sebagai penghijauan tanaman buah ini juga memiliki nilai ekonomis sehingga tidak bakal ditebang,”katanya. Selain itu bibit kayu yang akan ditanam juga akan menyesuaikan dengan permintaan dari masyarakat. Karena masyarakat sendiri yang lebih tahu karakter tanah dan bibit kayu apa yang cocok ditanam disetiap desanya. “Ada juga yang sesuai dengan permintaan masyarakat, menyesuaikan dengan kondisi tanah dan cuaca yang ada disetiap desa,”ujarnya. Program sabuk gunung sendiri akan dilaksanakan pada akhir tahun sekitar bulan Oktober, November hingga Desember mendatang. Pada bulan-bulan tersebut sudah mulai ada curah hujan. “Jika kita tanam dibulan-bulan awal tahun nantinya tidak efisien, karena bulan April intensitas hujan sudah mulai menurun, sehingga potensi untuk hidup sangat minim,”terangnya. Setelah program sabuk gunung ini dilaksanakan, pihaknya tetap akan melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap tanaman yang sudah ditanam. Pihaknya akan melakukan evaluasi dari tingkat keberhasilan program ini.(set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: